Kesesuaian Adenosine Deaminase Cairan Pleura dengan Kriteria Diagnostik pada Pasien Tersangka Efusi Pleura Tuberkulosis
Abstract
Efusi pleura eksudatif yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.tuberculosis) harus segera dibedakan dengan penyebab efusi eksudatif lain. Baku emas diagnosis efusi pleura tuberkulosis (EPTB) adalah biopsi pleura perkutaneus atau torakoskopi, tetapi ini jarang dilakukan karena bersifat invasif.
Kemampuan diagnostik pemeriksaan selain biopsi sangat bervariasi, sehingga digunakan suatu kriteria diagnostik dalam menilai pasien tersangka EPTB. Berbagai biomarker yang lebih akurat dan tidak invasif
juga dikembangkan dalam menilai pasien tersangka EPTB, salah satunya adalah adenosine deaminase (ADA) cairan pleura. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kesesuaian ADA dengan kriteria
diagnostik pada pasien tersangka EPTB. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan potong lintang terhadap 19 pasien tersangka EPTB yang mengirimkan sampel ke Laboratorium RSUP Dr.
M.Djamil Padang. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2016 sampai April 2017. Pemeriksaan ADA menggunakan metode enzimatik non Giusti. Kriteria diagnostik adalah suatu kriteria yang digunakan
terhadap pasien tersangka EPTB yaitu apabila terpenuhinya salah satu kriteria berikut, yaitu positif dari pemeriksaan basil tahan asam (BTA) sputum atau cairan pleura, Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) M.tuberculosis, kultur Loweinstein Jensen, dan sitologi cairan pleura, serta adanya perbaikan klinis pleuritis eksudatif. Subyek penelitian sebanyak 19 orang terdiri dari 11 laki-laki (57,9%) dan 8
perempuan (42,1%). Rentang usia berkisar antara 18-79 tahun. Rerata kadar ADA 46,5 ± 25 U/L.
Berdasarkan uji Kappa antara ADA dan kriteria diagnostik didapatkan nilai kappa 0,7 dengan interpretasi baik (substansial agreement) dan bermakna secara statistik (p=0,001). Terdapat kesesuaian yang baik
antara pemeriksaan ADA dengan kriteria diagnostik pada pasien tersangka EPTB.
Kemampuan diagnostik pemeriksaan selain biopsi sangat bervariasi, sehingga digunakan suatu kriteria diagnostik dalam menilai pasien tersangka EPTB. Berbagai biomarker yang lebih akurat dan tidak invasif
juga dikembangkan dalam menilai pasien tersangka EPTB, salah satunya adalah adenosine deaminase (ADA) cairan pleura. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kesesuaian ADA dengan kriteria
diagnostik pada pasien tersangka EPTB. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan potong lintang terhadap 19 pasien tersangka EPTB yang mengirimkan sampel ke Laboratorium RSUP Dr.
M.Djamil Padang. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2016 sampai April 2017. Pemeriksaan ADA menggunakan metode enzimatik non Giusti. Kriteria diagnostik adalah suatu kriteria yang digunakan
terhadap pasien tersangka EPTB yaitu apabila terpenuhinya salah satu kriteria berikut, yaitu positif dari pemeriksaan basil tahan asam (BTA) sputum atau cairan pleura, Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) M.tuberculosis, kultur Loweinstein Jensen, dan sitologi cairan pleura, serta adanya perbaikan klinis pleuritis eksudatif. Subyek penelitian sebanyak 19 orang terdiri dari 11 laki-laki (57,9%) dan 8
perempuan (42,1%). Rentang usia berkisar antara 18-79 tahun. Rerata kadar ADA 46,5 ± 25 U/L.
Berdasarkan uji Kappa antara ADA dan kriteria diagnostik didapatkan nilai kappa 0,7 dengan interpretasi baik (substansial agreement) dan bermakna secara statistik (p=0,001). Terdapat kesesuaian yang baik
antara pemeriksaan ADA dengan kriteria diagnostik pada pasien tersangka EPTB.
Keywords
Adenosine deaminase, efusi pleura tuberkulosis, kriteria diagnostik
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Kedokteran Baiturrahmah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kedokteran Baiturrahmah (JKB)
Email : jkb@unbrah.ac.id