KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) DAN KADAR BUNUH MINIMUM (KBM) PADA BUNGA KENANGA (Cananga odorata (Lam.) Hook f. & Thomson) TERHADAP BAKTERI Porphyromonas gingivalis SECARA IN VITRO

Indah Anggaraini

Abstract


Pendahuluan: Gas pembentuk halitosis sebagian besar adalah gas Volatile Sulfur Compounds (VSC) yang merupakan senyawa sulfur yang mudah menguap, terbentuk dari hasil produksi aktivitas bakteri anaerob, sisa-sisa makanan, sel darah, bakteri, maupun sel epitel yang telah mati dan bereaksi dengan protein di rongga mulut yang selanjutnya akan dipecah menjadi asam amino. Terdapat tiga asam amino utama yang menghasilkan VSC, yaitu L-cysteine menghasilkan H2S, L-methionine menghasilkan CH3SH, dan L-cistine menghasilkan (CH3)2S. Upaya pencegahan halitosis dapat dilakukan dengan penggunaan agen antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas minyak atsiri bunga kenanga (Cananga odorata (Lam.) Hook. F & Thomson) terhadap pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium secara in vitro. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan minyak atsiri bunga kenanga konsentrasi 100%; 50%; 25%; 12,5%; 6,25%. Kelompok kontrol positif klorheksidin glukonat 0,2% dan kontrol negatif DMSO yang diulang sebanyak 4 kali sehingga besar sampel menjadi 20 perlakuan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata Kadar Hambat Minimum (KHM) terdapat pada konsentrasi 12,5% dengan diameter hambat sebesar 13,2 mm. Sedangkan Kadar Bunuh Minimum (KBM) terdapat pada konsentrasi 25% yaitu dengan diameter hambat 20,7 mm dan menunjukkan warna jernih pada design 96- well plate. Simpulan: Minyak atsiri bunga kenanga memiliki aktivitas antibakteri yang mampu membunuh bakteri penyebab halitosis (Porphyromonas gingivalis) sehingga dapat dijadikan sebagai bahan antimikroba dalam mencegah pembentukan halitosis.


Keywords


Porphyromonas gingivalis; minyak astiri bunga kenanga; kadar hambat minimum; kadar bunuh minimum

References


Wijayanti YR. Metode mengatasi bau mulut. Cakradonya Dent J.2014;6(1):630- 34.

Nazir M A, Aimas K, Majeed M I. The prevalence of halitosis (oral malador) and associated factors among dental students and interns. Pakistan.European Journal of Dentistry. 2019;11(4):480-81.

Herntan LT, Lee HL, Yin WF. Traditional uses phytochemistry, and bioactivities of cannanga odorata (ylang-ylang). Hindawi Publishing Corporation.2015;2015:13.

Bicak DA. A current approach to halitosis and oral malador a mini review. The Open Dentistry Journal. 2018;12: 323-25.

Supriatmo. Pengaruh ritma circadian terhadap produksi voliatile sulfur compounds oral.2013;20(1): 15.

Alasqah M, Khan S, Elqomsan MA. Assessment of halitosis using the organoleptic method and voliatile sulfur compounds monitoring. Journal of Dental Research and Review. 2016; 3(3):95.

Madhushankari GS, Yamunadevi A, Selvamani M. Halitosis an overview: partclassification, etiology, and pathophysiology of halitosis. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences. 2015;7 (2):342.

Geest SD, Laleman I, Teughels W. Periodontal diseases as a source of halitosis: a review of the evidence and treatment approaches for dentist and dental hygienist. Periodontology.2016;7(1): 2013-14.

Kabir MH, Sarwar AF, Ahmad I. Etiological factors, diagnosis, and treatment of halitosis: a review update. J Shaheed Suhrawardy

Med Call. 2013;5(2):108.

Codianach MM, Eduardo CK, Albuquerque R. Update of Intra extra oral causes of halitosis: A Systematic Review. OHDM. 2014;13(4):975-76.

Rulita M, Yuliani A, Sri H. Pengaruh jenis bunga dan waktu pemetikan terhadap sifat fisikokimia dan aktivitas antibakteri minyak atsiri bunga kenanga (cananga odorata). Teknologi dan industri pertanian Indonesia, 2016; 8 (2): 59.

Chungmu P, Hyunseo Y, 2018. Antimicrobial activity of essential oil against oral strain. Int J Clin Prev Dent; 14(4): 2016-15. Milah P,Bintari SH, Dewi M. Pengaruh konsentrasi antibakteri propolis terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus pyogenes secara invitro. Life

Science, 2016;5(2): 95-7.

Krisnawati SN, Lia UK, Rohula U. The effect of pretreatment and variation method of destilation quality of cinnamon leaf oil.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 2016; 9(2)51-5.

Pujiarti R, Widowati T B, Kasimudjo, Sunarta S, 2015. Kualitas komposisi kimia dan aktivitas antioksidan minyak kenanga (cannanga odorata).Ilmu Kehutanan; 9(1): 4.

Afnidar. Fitokimia dan uji antibakteri ekstrak kalus tumbuhan serai (Wedelia biflora (L)DC.). JESBIO, 2014; 3(4): 9-16.

Dewa YP, Gusti GB, Wayan GG. Isolasi dan identifikasi senyawa minyak atsiri dari tumbuhan sembukan (paederia foetida l) dengan metode kromatografi gasspektroskopi massa (GC-MS). Jurnal Kimia.2016;10(1): 149-54.

Aisyah MP, Anasthasis OM, Silvia A, Siti M, Putri AR. Analisis kualitatif kandungan bunga kenanga (Cananga odorata) secara fitokimia dengan menggunakan pelarut etanol. Reseach and Education Chemistry (JREC), 2020; 2(1): 43-7.




DOI: https://doi.org/10.33854/jbd.v7i2.606

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.33854/jbd.v7i2.606.g298

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.