NILAI KETEBALAN KORTIKAL KONDILUS DAN MANDIBULA DILIHAT DARI RADIOGRAF PANORAMIK DIGITAL PADA WANITA PASCA MENOPAUSE
Abstract
Kekurangan hormon estrogen pada wanita pasca menopause mempengaruhi proses remodeling tulang, mengakibatkan terganggunya keseimbangan kerja osteoblas dan osteoklas sehingga menurunkan kuantitas tulang. Radiografi panoramik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas tulang mandibula sebagai deteksi dini penurunan kuantitas tulang pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ketebalan tulang kortikal kondilus dan kortikal mandibula wanita pasca menopause dengan radiograf panoramik digital. Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan teknik insidental random purposive sampling, sehingga di peroleh 29 sampel radiograf panoramik wanita pasca menopause usia 50-80. Data dicatat, lalu dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Penelitian dilakukan di RSGM FKG UNPAD Bandung. Hasil penelitian berupa nilai rata-rata ketebalan tulang kortikal kondilus dan mandibula pada 6 wanita menopause dengan osteoporosis mempunyai nilai kortikal kondilus regio kanan area anterior dan posterior mempunyai nilai yang sama 0,17 mm, pada superior 0,18 mm dan pada regio kiri seimbang pada semua area yaitu 0,18 mm. Sedangkan pada 23 sampel wanita menopause tanpa osteoporosis regio kanan area anterior dan superior dengan nilai 0,27 mm sama dengan regio kiri area superior, serta regio kanan area posterior sama nilainya dengan regio kiri area anterior dan posterior yaitu 0,23 mm. Nilai ketebalan tulang kortikal mandibula wanita osteoporosis lebih rendah dari wanita tanpa osteoporosis dan cendrung seimbang regio kanan dan kiri. Simpulan penelitian ini adalah nilai ketebalan tulang kortikal kondilus dan mandibula wanita pasca menopause dengan osteoporosis ternyata memiliki nilai ketebalan tulang kortikal kondilus dan mandibula lebih rendah dari wanita pasca menopause normal.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Rachman, Ichramsjah, A. 2010. Artikel Utama Team Medicastore : Tanya jawab dengan dokter ahli osteoporosis. Disadur di www. file:///F:/BAHAN/KI/bahanki L.html.
Grodstein, F.; Colditz, G.A.; Stampfer, M.J. 1996. Postmenopausal hormone use and tooth loss: A prospective study. JADA. 127: 370- 6.
Robins dan Kumar. 1995. Buku Ajar Patologi II. Edisi Keempat. Diterjemahkan oleh Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik FK UI. Jakarta: EGC. 74-76.
Broto, Rawan. 2004. Manifestasi klinis dan penatalaksanaan osteoporosis. Dexa Media, No.2, Vol. 17, April – Juni 2004.
Hammett-Stabler, C.A. 2004. Osteoporosis from Pathophysiology toTreatment. Washington: American Assosiation for Clincal Chemistry Press. 1–86.
Faridin. 2001. Prevalensi dan Beberapa Faktor Resiko Osteoporosis di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Makassar : Thesis.1–3
Jeffcoat, M.K.; Chesnut, C.H. 1993. Systemic osteoporosis and oral boneloss.Evidence shows increased risk factors. JADA.124: 49-55.
Didik Gunawan Tamtomo. 2010. Welcome to My blog :): Degenerasi. Disadur http://amaliapradana.blogspot.com/2010/09/degenerasi.html
Brand, J.W.; Whinery, Jr. J.G.; Anderson, Q.N.; Keenan, K.M. 1989. Condylar position as apredictor of temporomandibular koint internal derangement. Disadur dari www.nature.com/dmfr.
White, S.C. 2002. Oral radiographic predictors of osteoporosis. J.Dentomaxillofacial Radiology 31, 84-92.
Taguchi A, Tanimoto K, Suei Y, Otani K, Wada T. 1995. Tooth loss and mandibular osteopenia. Dentomaxillofacial Radiologi Vol Vol. 79: 127-132.
Taguchi, A.; Y. Suei; M. Sanada; M. Ohtsuka; T. Nakamoto; H. Sumida; K. Ohama; and K. Tanimoto. 2004. Validation of dental panoramic radiography measures for identifying postmenopausal women with spinal osteoporosis. American Journal of Roentgenology 183:1755 -1760
Ledgerton, D.; K. Horner; H. Devlin; and H. Worthington. 1999. Radiomorphometric indices of the mandible in a British female population. J. Dentomaxillofacial Radiology, Vol. 28, Issue 3, 173 -181
Gulsahi, A.; B. Yűzűgűllű; P. Ĭmirzalioğlu; and Y. Genç. 2008. Assessment of panoramic radiomorphometric indices in Turkish patients of different age groups, gender and dental status. J.Dentomaxillofacial Radiology, 37, 288-292
Taguchi, A.; M. Ohtsuka; M. Tsuda; T. Nakamoto; I. Kodama; K. Inagaki; T. Noguchi; Y. Kudo; Y. Suei; and K. Tanimoto. 2007. Risk of vertebral osteoporosis in post-menopausal women with alterations of the mandible. J.Dentomaxillofacial Radiology 36:143-148
Tsuruta A, et al. 2004. The relationship between morphological changes of the condyle and condylar position in glenoid fossa. J.Orofac Pain. Disadur di www.dmfr.birjournals.org
Sambo, A.P. 2002. Patogenesis Osteoporosis: Kursus dan Pelatihan Metabolisme Kalsium dan Osteoporosis. Makassar : Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI). 16–24
Permana, Hikmat. 2009. Penatalaksanaan Osteoporosis pada penderita Diabetes mellitus. Disadur di http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/ penatalaksanaan osteoporosis pada penderita diabetes mellitus.pdf
Milliuniene, E.; V. Alekna; V. Peciuliene; M. Tamulaitiene; and R. Maneliene. 2008. Relationship between mandibular cortical bone height and bone mineral density of lumbar spine. Baltic Dental and Maxillofacial Journal, 10:72-75. Available ongaris at: www.sbdmj.com/082/082-04.pdf (diakses pada 25 Februari 2009).
Ganong, William. 2005. Review of Medical Physiology. Boston: The McGraw-Hill Companies, Inc. 382-395.
DOI: https://doi.org/10.33854/JBDjbd.27
DOI (PDF): https://doi.org/10.33854/jbd.v1i2.27.g307
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2014 B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah